Keamanan Internet dan Kesadaran Keamanan Siber – Kita semakin bergantung pada internet dan perangkat digital untuk menjalankan tugas sehari-hari seperti berkomunikasi satu sama lain, mengakses layanan keuangan, serta bekerja dan belajar dari jarak jauh.
Pada tahun 2018, 92% rumah tangga Amerika memiliki setidaknya satu komputer, ponsel cerdas, atau tablet, dan 85% memiliki internet broadband, menurut laporan Biro Sensus AS. Persentase orang Amerika yang menggunakan internet telah meningkat dari 52% pada tahun 2000 menjadi 93% pada tahun 2021, menurut Pew Research Center.
Pandemi Covid-19 mempercepat tren pendidikan jarak jauh di perguruan tinggi. Pada musim gugur tahun 2020, 75% siswa mendaftar di setidaknya satu kursus pendidikan jarak jauh.
Penggunaan perangkat digital secara ekstensif dan berbagi informasi secara online dapat membuat Anda rentan terhadap berbagai bahaya keamanan siber. Memahami cara melindungi diri dari bahaya ini sangatlah penting.
Cara terbaik untuk melawan kejahatan dunia maya adalah melalui kesadaran dan pencegahan. Gunakan statistik, cerita, dan tip ini untuk mempersenjatai diri Anda di dalam dan di luar kampus.
Mengapa Kesadaran Keamanan Siber Penting
Serangan siber adalah upaya jahat untuk membobol komputer dan sistem informasi. Penjahat dunia maya sering kali mencoba menggunakan data digital orang lain untuk keuntungan mereka sendiri. Mereka menggunakan penipuan phishing dan teknik rekayasa sosial lainnya, malware, dan ransomware untuk menyerang individu dan organisasi.
Baca juga: Reformasi Pendidikan Nasional melalui Kemerdekaan Belajar
Jumlah serangan cyber terus meningkat setiap tahunnya seiring dengan bertambahnya perangkat jaringan. Penjahat dunia maya juga telah mengembangkan taktik yang lebih canggih untuk mendapatkan akses ke informasi pribadi. Cybersecurity Ventures memperkirakan pada tahun 2025, kerugian akibat kejahatan dunia maya dapat mencapai US$10,5 triliun setiap tahunnya.
Pusat Pengaduan Kejahatan Internet (IC3) FBI melaporkan peningkatan dugaan kejahatan internet dari 300.000 pada tahun 2019 menjadi 791.790 pada tahun 2020, dengan kerugian melebihi $4,1 miliar. Laporan FBI IC3 untuk tahun 2021 melaporkan peningkatan 7% dari tahun 2020, dengan kerugian melebihi $6,9 miliar
Korban serangan siber dapat menderita akibat finansial, hukum, dan psikologis. Penjahat dunia maya dapat mencuri informasi pribadi dan merusak reputasi.
Meskipun mahasiswa mungkin menganggap diri mereka sebagai generasi yang paham teknologi, penelitian Atlas VPN pada tahun 2021 menemukan bahwa generasi milenial dan Gen Z adalah kelompok usia yang paling mungkin terkena email phishing.
Baik Anda memasuki tahun pertama atau akhir kuliah, tidak ada kata terlambat untuk mempelajari tips keamanan internet dan meningkatkan kesadaran keamanan siber Anda.
Kerentanan Keamanan Komputer dan Seluler
Kejahatan dunia maya sedang meningkat di seluruh dunia, didorong oleh peningkatan perangkat, penggunaan media sosial, penyimpanan cloud, unduhan digital, serta pembayaran seluler dan online. Data pribadi dan keuangan konsumen ada di mana-mana, dan peretas semakin pintar dalam mengumpulkannya.
Komputer dan perangkat seluler sangat rentan terhadap malware, ransomware, dan serangan phishing yang menargetkan nomor jaminan sosial, informasi kartu kredit, dan data rekening bank.
Almanak Keamanan Siber 2022 melaporkan bahwa dengan hampir 5,3 miliar perangkat seluler di seluruh dunia, ancaman keamanan semakin meningkat, dan perangkat seluler menyumbang lebih dari 60% penipuan digital. Kini semakin penting untuk bertanggung jawab atas keamanan komputer dan perangkat seluler Anda saat kuliah.